Menu Close

Perawatan Pasca Operasi Cangkok Ginjal

Perawatan Pasca Operasi Cangkok Ginjal

Oleh : dr. Hana Nadya

Perawatan pasca operasi Cangkok Ginjal perlu dilakukan baik oleh donor maupun resipien. Bagi resipien, beberapa bulan pertama pasca operasi merupakan fase kritis. Pasien harus melakukan kontrol 3 kali seminggu pada 1 bulan pertama pasca operasi. Frekuensi kontrol akan berkurang hingga 1 bulan sekali pada bulan ke 6 pasca operasi. Setelah 1 tahun, kontrol dapat dilakukan 2 atau 3 bulan sekali hingga akhirnya dapat dilakukan 4 bulan sekali pada tahun ke 3. Durasi kontrol berbeda bergantung pada kebijakan rumah sakit dan masalah yang akan muncul pada pasien. Pasien juga wajib melakukan tes darah pada setiap saat kontrol. Pasien juga harus rutin mengkonsumsi obat anti penolakan (obat imunosupresan). Perlu diwaspadai beberapa komplikasi yang dapat muncul. Pada kasus penolakan organ, gejala yang dapat muncul antara lain demam, menurunnya volume urin dan bengkak pada wajah dan kaki.

 

Setelah pulang dari rumah sakit, pasien harus istirahat dari pekerjaannya selama 4 – 6 minggu. Aktivitas fisik perlu dilakukan mulai dari awal pasien pulang dari rumah sakit. Jalan kaki merupakan olahraga yang mudah dan murah untuk dilakukan. Hindari olahraga berat terlebih dahulu. Pasien juga wajib minum air putih minimal 2 liter per hari. Pilihan makanan bagi pasien transplantasi juga bervariasi dengan syarat rendah lemak, rendah gula, rendah garam dan tinggi serat. Pasien juga dianjurkan untuk minum susu dan makanan laut pada awal minggu setelah transplantasi untuk mencegah hipofosfatemia. Hindari makanan seperti keju, yoghurt, telur mentah, mayonais untuk mencegah terjadi infeksi bakteri Listeria. Hindari konsumsi anggur dan olahannya karena dapat menurunkan efek obat anti penolakan (obat imunosupresan).

 

Baca : Syarat Donor dan Resipien Cangkok Ginjal

Baca : Amankah Cangkok Ginjal?

 

Pasien penerima transplantasi ginjal juga harus disiapkan terhadap segala jenis komplikasi dan gangguan aktivitas sehari hari. Pada awal setelah operasi, beberapa efek yang dirasakan antara lain rambut menjadi kusut dan rapuh, pandangan kabur dan resiko infeksi pada gusi yang dapat diakibatkan oleh konsumsi obat anti penolakan. Konsumsi obat anti penolakan jangka panjang juga dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker dan gangguan jantung dan pembuluh darah. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan skrining selama pasien melakukan kontrol rutin.

Kegagalan cangkok organ merupakan komplikasi yang berat dan terjadi pada jangka waktu yang lama setelah operasi. Menjaga tekanan darah merupakan salah satu langkah untuk membuat ginjal tetap sehat. Gangguan pada tulang seperti osteoporosis atau keropos tulang, gangguan keseimbangan cairan dan anemia menunjukkan terjadi perburukan fungsi ginjal.

 

Sedangkan bagi donor ginjal, kontrol yang dilakukan fokus terhadap menjaga kesehatan umum pendonor dan pemantauan pada fungsi ginjal. Pendonor harus menjalani hidup sehat seperti makan makanan bergizi dan berserat, menjaga berat badan ideal, melakukan olahraga aerobik (jalan kaki, lari, senam, berenang, dan bersepeda). Pendonor pasca operasi juga harus menghindari zat-zat yang berpotensi merusak ginjal seperti merokok dan membatasi penggunaan obat anti inflamasi non steroid. Pasien juga harus menjaga agar tidak mengalami gagal ginjal di antaranya mengontrol atau menghindari penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus dan penyakit jantung. Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal. Selain itu, pendonor juga harus menyesuaikan gaya hidup seperti pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.

 

Penelitian yang dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2018 menyatakan bahwa tingkat harapan hidup 1 tahun setelah tranplantasi diperkirakan 92% dan 87% sedangkan tingkat harapan hidup 3 tahun setelah tranplantasi diperkirakan 90.6% dan 79.7%. Semua tranplantasi didapatkan dari donor hidup. Di Inggris, rata-rata usia hidup pasien dengan tranplantasi ginjal mencapai 8 – 15 tahun bergantung pada jenis operasinya.