Menu Close

Transplantasi Ginjal, Amankah?

Transplantasi Ginjal Amankah

Amankah prosedur Transplantasi Ginjal? Ketika ginjal seseorang sudah benar-benar rusak, transplantasi ginjal menjadi salah satu alternatif yang ditawarkan. Penderita dapat menerima donor ginjal dari keluarga maupun orang lain yang memenuhi syarat transplantasi. Mungkin mekanisme ini terdengar ekstrem, namun sebenarnya transplantasi ginjal adalah hal yang cukup aman untuk dilakukan saat ini.

 

Sebelum mendonorkan ginjalnya, seorang pendonor harus melakukan beberapa tahapan skrining dan pengecekan darah. Pendonor harus sudah berusia 18-55 tahun, serta tidak boleh menderita penyakit-penyakit tertentu, seperti riwayat gangguan ginjal, hipertensi, diabetes melitus dan penyakit infeksius yang dapat menular melalui darah dan ginjal. Saat ini, lebih diprioritaskan pendonor merupakan anggota keluarga dari penderita untuk meminimalisir adanya penolakan tubuh pada ginjal baru.

 

Baca : Harapan Baru Pasien Gagal Ginjal

Baca : Testimoni Pasien Transplantasi Ginjal

 

Sedangkan untuk penerima organ, selain cukup umur, haruslah orang yang tidak memiliki penyakit kanker. Kanker dapat menyebabkan keparahan kondisi penderita pasca mendapat obat-obatan imunosupresi. Selain kanker, calon penerima organ juga harus terbebas dari penyakit infeksi aktif dan penyakit jantung karena prosedur transplantasi ginjal pada pasien-pasien ini meningkatkan risiko kematian. Setelah dilakukan operasi transplantasi, penerima organ diharuskan mengkonsumsi obat-obatan imunosupresi secara rutin, untuk menekan reaksi penolakan imunitas tubuh terhadap ginjal baru.

 

Meskipun terdapat banyak syarat dan kondisi yang harus dijalani baik oleh pendonor maupun resipien sebelum dilakukannya transplantasi, namun transplantasi ginjal masih merupakan solusi terbaik untuk mengatasi penyakit gagal ginjal. Dengan pemenuhan syarat baik dari pendonor dan penderita, maka efek samping setelah operasi menjadi sangat minimal.