Menu Close

Hipertensi Perlukah Dikontrol?

hipertensi perlukah dikontrol

Oleh : dr Kristia Wardani

 

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah >140/90mmHg, dan sering disebut sebagai ‘silent killer’ karena sering kali tidak menunjukkan tanda dan gejala apapun pada pengidapnya, dan hanya sedikit orang yang menunjukkan tanda dan gejala yang berupa nyeri kepala, muntah dan kadang mimisan. Pengobatan terhadap hipertensi diberikan untuk mencapai target tertentu, yaitu <140/90 mmHg pada pasien berusia <60 tahun, pada pasien hipertensi dengan gagal ginjal, dan pada pasien hipertensi dengan dibetes mellitus, sedangkan pada pasien hipertensi dengan usia >60 tahun ditargetkan <150/90mmHg.

 

Hipertensi perlukah dikontrol? Hipertensi yang tidak meunjukkan tanda dan gejala seringkali diabaikan oleh penderitanya padahal di balik tekanan darah yang tinggi dan tidak terkontrol akan menimbulkan banyak kerusakan pada organ tubuh seperti :

  1. Kerusakan pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah yang akhirnya berakibat pada terjadinya serangan jantung coroner, stroke penyumbatan, turunnya aliran darah pada ginjal yang berakibat pada gagal ginjal, rusaknya pembuluh darah mata yang berkakibat pada rusaknya retina mata yang diikuti dengan kebutaan dan gangguan pembuluh darah pada organ seksual. Tekanan darah yang tinggi juga dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi rentan untuk pecah maupun menyebabkan terbentuknya oembuluh darah baru yang rentan pecah, dan mudah mengkibatkan perdarahan, khususnya pada otak dan retina mata.
  2. Kerusakan jantung. Akibat tekanan darah yang tinggi, jantung memerlukan usaha yang lebih besar untuk bekerja, sehingga jantung akan membesar dan berisiko untuk mengalami kegagalan jantung.

 

Dengan diketahuinya efek yang ditimbulkan dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, diharapkan penderita dapat lebih peduli akan obat anti-hipertensi yang dikonsumsi, dapat lebih patuh pada aturan minum obat dan dapat lebih sering mengecek tekanan darahnya.