Peningkatan jumlah pasien gagal ginjal terus bertambah dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri, tercatat bahwa penyakit gagal ginjal menempati peringkat kedua penyakit yang paling banyak menghabiskan biaya kesehatan setelah penyakit jantung. Jumlah penderitanya pun terus meningkat, hingga mencapai peningkatan 100% pada kurun waktu 2014-2015.
Hingga saat ini, terapi yang paling umum dilakukan untuk mengatasi kasus gagal ginjal adalah cuci darah atau hemodialisa. Padahal, cuci darah menghabiskan banyak biaya dan waktu. Pasien harus bolak-balik ke rumah sakit selama satu hingga dua kali per minggu untuk menjalani proses cuci darah seumur hidupnya.
Baca : Tim Dokter Transplantasi Ginjal RSUD Saiful Anwar Malang
Baca : Testimoni pasien transplantasi ginjal
Baca : Fatwa MUI tentang transplantasi ginjal
Salah satu penanganan gagal ginjal yang terus berusaha dikembangkan adalah transplantasi ginjal atau cangkok ginjal. Dengan melakukan transplantasi ginjal, para penderita akan menjalani satu kali proses operasi dan mendapatkan ginjal baru yang dapat bekerja dengan baik. Transplantasi ginjal juga memberikan stamina yang lebih baik bagi penderita gagal ginjal dibandingkan cuci darah. Di luar negeri, proses transplantasi ginjal sudah merupakan hal yang lumrah, dan transplantasi ginjal merupakan operasi transplantasi organ yang paling sering dilakukan di seluruh dunia.
Di Indonesia, transplantasi ginjal dilakukan pertama kali pada tahun 1977. Hingga saat ini, sudah lebih dari 600 prosedur transplantasi ginjal yang pernah dilakukan di Indonesia. Bahkan RSPN Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tahun 2013 sudah berhasil melakukan transplantasi ginjal pada pasien anak-anak berusia 12 tahun.
Penderita gagal ginjal yang menjalani transplantasi ginjal dipercaya dapat memperpanjang hidup 17 tahun lebih lama daripada penderita penderita yang rutin melakukan cuci darah. Penderita juga dapat kembali ke kehidupan normalnya tanpa adanya hambatan beraktivitas. Kontrol ke dokter juga dilakukan beberapa kali dalam setahun sehingga penderita tidak perlu bolak-balik ke rumah sakit seperti halnya mereka yang menjalani cuci darah secara rutin.
Transplantasi ginjal memberikan angin segara bagi para penderita gagal ginjal yang selama ini menggantungkan hidupnya pada mesin cuci darah. Terlebih saat ini biaya transplantasi ginjal sudah dapat ditanggung oleh jaminan kesehatan nasional, sehingga penderita tidak perlu memikirkan biaya besar yang dihabiskan untuk menjalani prosedur ini. Harapan ke depannya, pilihan utama bagi pasien gagal ginjal bukan lagi cuci darah, melainkan transplantasi ginjal.